'Jauh' menjadi kata yang sangat bermakna saat ini. Saat jarak dan waktu membentang di depan mata dan menjadi begitu luas. Di tempat yang asing dengan teman-teman, budaya, bahasa dan cara hidup yang sangat berbeda. Sungguh luar biasa, memberikan pelajaran baru yang belum kudapatkan. Disini aku belajar untuk memahami banyak kata yang selama ini tak begitu bermakna.
Ah, apa kabar orang-orang yang disana, di tanah tempatku dilahirkan ? Apa kabar orang-orang yang selalu menemani hari-hariku selama ini dan menjadi orang-orang yang menunggu kedatanganku. Aku mulai mengingat mereka, mulai ingin menemui mereka dan ingin mendengar tawa, canda, cerita dan kadang omelan mereka. Tuhan, apa aku mulai merindukan mereka ?
Di tengah-tengah ketidaksamaan ini, ada hal-hal yang membuatku bersemangat. Ada sesuatu yang mulai membuatku merasa nyaman. Membuatku berpikir bahwa waktu yang tersedia dalam sehari begitu pendek, hingga aku ingin cepat matahari bersinar yang menandai hari baru telah datang. Namun, disisi lain membuatku menoleh kebelakang dan bepikir 'mengapa hari begitu cepat?' Tuhan, apa aku mulai menikmati hidupku disini ?
Ada perasaan marah dan kesal, ketika orang-orang membicarakan negeriku seakan-akan hanya memandangnya dengan sebelah mata. Ada perasaan bangga yang membuncah dengan luar biasa, ketika rak-rak pakaian di mall terbesar di kota ini hampir semuanya berisi produksi negeriku. Juga ketika konsumen mencari dan menanyakan dimana produk negeriku, karena dia ingin membelinya. Ada semangat yaang keluar begitu saja, ketika ku bercerita tentang kampungku kepada siswa internasional lainnya, meski dengan bahasa inggris yang terbata-bata ? Tuhan, apa aku mulai mencintai negeriku ?
Aku mulai nyaman mempelajari dan mendengarkan pikiranku, mulai asik dengan hatiku untuk berusaha memahami apa yang kuinginkan secara jujur. Aku bergulat antara apa yang harus kulakukan, tak harus kulakukan, ingin kulakukan, tak ingin kulakukan, boleh dan tak boleh kulakukan. Tuhan, apa aku mulai mencari kebenaran dalam diriku?
Semua hadir, justru saat ku jauh. Jauh membuatku dan memberiku waktu untuk memahami dan merenungkan semuanya. Dan semunya terjadi justru saat ku jauh. Saat ku jauh..
Wednesday, January 28, 2009
Friday, January 9, 2009
Aku di Corvallis.....
Aku lagi ada di Corvallis sekarang, sebuah kota di Oregon State, USA. Aku dan 19 orang teman serta seorang chaperone dari Indoensia sampai di bandara Portland, ibu kota Oregon State pada 4 januari sekitar pukul 22.20 waktu setempat ( di Indonesia udah tgl 5 januari sekitar pukul 13.00 WIB). Di sana sudah ada Alexis Siegel dan Shandy Riverman yang menjemput kami. Kami masih harus naik bus selama 2 jam untuk menuju Corvallis, kota dimana Oregon State University berdiri megah. Ketika keluar dari bandara, semua orang dari rombongan kami langsung terkejut. Udara di Portland luar biasa. Jika anda pernah memasukkan kepala anda di freezer dalam kulkas selama berjam-jam, maka seperti itulah suhu di Portland saat itu. Dalam sekejap, karena hanya menyeberang jalan saja, tanganku yang menggunakan sarung tangan tipis segera mati rasa, sampai-sampai aku tak bisa menekan pegangan travel bag-ku. So funtastic.
Di dalam bus, lumayan hangat. Suasana ramai di dalam bus, termasuk bercerita selama lebih dari 20 jam penerbangan hanya bertahan sekita 45 menit. Setelah itu suasana sepi, sebagian besar teman-teman tertidur. Aku sempat mengirim beberapa sms, ke teman, dan keluarga di rumah. Ah, betapa di tempat yang jauh, mereka terasa sangat dekat dan begitu berharga.......
Salju lebih menarik perhatianku dari pada tidur. Di sepanjang jalan-jalan di Portland, salju memamerkan keanggunannya dengan menutupi puncak-puncak tanaman nias, pohon dan atap-atap rumah, bahkan mobil yang sedang melajupun harus membawa salju di bagian atasnya. Putih dan luar biasa.
Sekitar pukul 00.30 waktu corvallis, kami tiba di asrama mahasiswa. Kami tinggal di Cauthorn Hall lantai 5. Jadi kami harus bolak-balik dengan menggunakan lift. Beberapa fasilitas tersedia di sini. Ada komputer dengan akses internet gratis di lantai bawah, meski cuma dua komputer dan menggunakannya harus antri. Sedangkan yang punya laptop dapat menggunakan koneksi di kamar dan temapt lainnya, juga gratis. Asik ya..... Beberapa hari kemudian kami juga menerima fasilitas telpon di setiap kamar, meskipun cuma bisa digunakan untuk menelpon di daerah lokal. tapi lumayan....
Di dalam bus, lumayan hangat. Suasana ramai di dalam bus, termasuk bercerita selama lebih dari 20 jam penerbangan hanya bertahan sekita 45 menit. Setelah itu suasana sepi, sebagian besar teman-teman tertidur. Aku sempat mengirim beberapa sms, ke teman, dan keluarga di rumah. Ah, betapa di tempat yang jauh, mereka terasa sangat dekat dan begitu berharga.......
Salju lebih menarik perhatianku dari pada tidur. Di sepanjang jalan-jalan di Portland, salju memamerkan keanggunannya dengan menutupi puncak-puncak tanaman nias, pohon dan atap-atap rumah, bahkan mobil yang sedang melajupun harus membawa salju di bagian atasnya. Putih dan luar biasa.
Sekitar pukul 00.30 waktu corvallis, kami tiba di asrama mahasiswa. Kami tinggal di Cauthorn Hall lantai 5. Jadi kami harus bolak-balik dengan menggunakan lift. Beberapa fasilitas tersedia di sini. Ada komputer dengan akses internet gratis di lantai bawah, meski cuma dua komputer dan menggunakannya harus antri. Sedangkan yang punya laptop dapat menggunakan koneksi di kamar dan temapt lainnya, juga gratis. Asik ya..... Beberapa hari kemudian kami juga menerima fasilitas telpon di setiap kamar, meskipun cuma bisa digunakan untuk menelpon di daerah lokal. tapi lumayan....
Subscribe to:
Posts (Atom)