Monday, June 25, 2007

Aku dan Asa

Aku adalah pena yang terluka
Dengan tinta yang membanjiri meja
Menciptakan noda-noda dalam kertas yang terkoyak

Aku kabarkan derita mereka
Kanak-kanak yang tidur dengan rasa lapar
Tangan-tangan kecil yang menghiba
Dalam kegarangan surya tak terlara

Aku tuliskan kebejatan binatang jalang
Yang memperkosa gadis-gadis cantik kita
Dalam malam pertama kebengisan
Dengan darah dan air mata keperawanan yang terkoyak

Aku masih terus membanjiri meja dengan tinta yang merah
Mengabarkan pada dunia segala yang terluka
Sampai aku layu dalam kerentaan
Dan mati dalam asa yang terus membara

Aku wariskan kerja keabadian
Pada pemegang panji masa depan
Sampai mereka menjadi manusia
Dalam wujud segala bangsa

Sebuah Kepenatan

Setumpuk permasalahan pers di kampusku benar-benar terasa menyesakkan dan berkumpul dalam kepala yang terasa hampir mau pecah. Tadi pagi datang terbitan dari BEM FKIP Untan. Tulisan mereka bagus, dan tampilannya berwarna. Timbul rasa iri dalam hati, kapan WARTA seperti itu ???? Bukan tulisannya yang membuatku iri, meski agak narsis tapi aku yakin teman-temanku bisa menulis, sangat bisa. Mereka punya kemampuan untuk itu, hanya perlu latihan dan mereka akan terbentuk sebagai penulis-penulis yang membanggakan.
Yang membuat aku iri adalah tampilan terbitan mereka yang berwarna dan tertulis gratis. Kapan WARTA akan seperti itu ? Bukannya tak berusaha, tapi dana untuk itu benar-benar tak ada pada kami. Sampai saat ini WARTA terus hidup dari hasil penjualan yang hanya 1000 rupiah, tak ada dana lain, kecuali uang dosen-dosen yang biasanya membayar lebih. Tak jarang uang pribadi kamipun harus masuk kesana. Hari ini simpanan WARTA tak lebih 200 ribu, sedangkan biaya cetak naik dari 240 ribu menjadi 270 ribu. Sampai saat ini masih terjadi perdebatan, apakah bulan ini WARTA dapat terbit ? Dengan konsekwensi apabila terbit, maka tak ada dana untuk penerbitan bulan depan, padahal bulan depan adalah penerimaan mahasiswa baru. Kalau tak terbit, kasihan para wartawan yang telah mengejar berita, apalagi mereka adalah orang-orang yang baru saja bergabung dengan LPM. Penerbitan bulan ini akan sangat berarti untuk mereka. Permasalahan bertambah saat kamera rusak, otomatis kami tak bisa memotret apapun.
Pernah kami mencoba pinjam di jurusan Dakwah, alhasil seorang temanku di ceramahi habis-habisan ketika mengembalikannya. Padahal tak ada satu komponenpun yang rusak. Aku jadi ingat perkataan Pak Yus yang kesal dengan pagelaran musik dikampus. Dia berkata mengapa kampus ini lebih suka memberikan uang untuk pagelaran musik yang berteriak-teriak dari untuk penerbitan koran kampus.
Iri, ku akui sangat iri. Saat melihat kampus ini mengeluarkan puluhan juta untuk Radio dan TV, bukankah koran kampus juga media pembelajaran ? Bagaimana mungkin Fakultas Keguruan memiliki media dengan tampilan dan dukungan dana yang lebih besar dibandingkan dengan Jurusan yang memiliki program studi Komunikasi dengan spesifikasi Jurnalistik ? Bagaimana aku tidak iri melihat tower panjat dinding yang menjulang dengan tongkat-tongkat bajanya, sementara untuk berjalan saja WARTA masih terseok ?
Tak banyak yang ingin ku pinta, andai saja aku boleh meminta. Aku hanya ingin terbitan WARTA berwarna, halaman depan dan belakang saja.... dan sebuah kamera. Cuma itu.

Saturday, June 23, 2007

Jauh

diam....
hening....
bisu dan tak berkata...

bahkan tak mampu menatap bening matamu
hanya punggung yang terlihat semakin menjauh
terjarak dengan dinding kaca
tersapu dalam waktu yang berburu

Kini kau tiada...
dan akupun semakin maya...

Saturday, June 9, 2007

Besok Umurku Berkurang Setahun.............

Besok 10 Juni, aku ulang tahun. Setiap kali tanggal ini datang aku selalu saja seperti anak kecil, deg-degan dan menunggu-nunggu matahari terbit. Sama seperti ini waktu kelas 3 SD dulu. Betap rasanya waktu cepat sekali berlalu, umurku akan berkurang lagi setahun. Itu artinya, makin sedikit waktuku untuk berbuat sesuatu.
Harapan ??? Entahlah... Aku terlalu banyak memiliki harapan dan mimpi, sampai aku tak tahu mana harapan yang khusus ku buat ketika hari ulang tahunku. Aku merasa Allah benar-benar Maha baik, dia memberikan banyak sekali sketsa harapan untukku teruskan menjadi jalan hidupku. Tanpa itu, mungkin aku hanya sebuah patung yang takkan bergerak. Nafasku adalah impian, dan detak jantungku adalah harapan maka aku hidup sebagai seorang manusia. Terimakasih ???
Tentu saja, banyak sekali orang di dunia itu yang harus aku berterimakasih padanya. Orang tuaku, sahabat-sahabatku, guru-guruku, saudara-saudaraku, teman-temanku dan semua orang yang menyisihkan sedikit waktu, pikiran, cacian atau pujian untukku. Mereka semua harus menerima terima kasihku.
Maaf ???
Yah...pastilah....Aku cuma manusia yang takkan terlepas dari khilaf. Semuanya.... ku mohon maafkan aku, atas semua dan segala yang telah kulakukan. Aku juga ingin meminta maaf pada orang2 yang kusakiti. Sekali lagi, Maafkan aku............
Harapan ???
Tadi kau telah menanyakannya'kan ??? Baiklah aku akan menjawab, harapanku yang pertama, aku diijinkan untuk terus menulis... dan ...terus menulis...sampai Allah mengutus malaikatNya untuk membawaku pergi dari dunia ini. Aku ingin mati di jalan yang aku yakini benar. Aku juga ingin dapat membahagiakan orang-orang, minimal mereka yang kucintai. Lalu, aku ingin orang-orang yang telah membuatku kehilangangan diri mereka kembali seperti dulu, aku ingin mereka bahagia. Lalu..,..,..,..,...,...,...................................................................................................................
Dan sudahlah,....jangan bertanya lagi, bukankah hari itu, 10 Juni itu hanya 24 jam sama seperti hari lainnya...................................................................