Wednesday, May 9, 2007

Jawaban Yang Mulai Ku Ragukan

Pernah ada seorang bertanya padaku " Seperti apakah persahabatan untukmu ?"
Tanpa ragu sedikitpun aku menjawab " Hubungan yang terlalu suci untuk didefinisikan, karena ia begitu bebas memilih. Hanya ada hati di sana, tanpa intervensi alam. Hubungan yang dilandasi dengan kesadaran, dan pamrih yang tak seberapa"
Lalu ia bertanya lagi " Seperti apa yang ingin kau lakukan untuk temanmu ?"
"Aku ingin selalu ada untuknya, terutama saat-saat mereka membutuhkanku dan kalaupun aku harus pergi, aku ingin meninggalkannya dalam kebahagiaan"
" Lalu seperti apa teman-temanmu saat ini ?"
" Seperti apa yang ingin ku lakukan untuk mereka"

Sayang, saat ini aku mulai ragu dengan apa yang kukatakan. Aku mulai merasa kalau semua itu hanya pikiran egoisku. Entak kenapa ????

Tuesday, May 1, 2007

Ya Allah......

Ya Allah, Emakku sakit. Rasanya perih sekali melihat wanita yang paling kucintai memuntahkan darah dari mulutnya. Semakin menyakitkan saat dia selalu mencoba kelihatan kuat didepan anak-anaknya. Dia berjalan menuju dapur, dia tersenyum, lalu bercanda dengan cucu-cucunya. dia tak mau kelihatan lemah, dia tak mau mencemaskan anak-anaknya, bahkan dia tak mengizinkanku untuk menelpon abang yang sedang bekerja. Ya Allah, sakit sekali........
Namun tubuhnya tak dapat berbohong tatkala dia kembali memuntahkan darah, kini semuanya darah. Ya Allah, sebelah nyawaku serasa terbang bersama angin yang begitu dingin. aku tak pernah merasakan dinginnya angin yang benar-benar menusuk tulangku, seperti sore ini. Dia terlihat begitu pucat, hari ini aku melihat ibuku begitu tua, kurus dan lemah. Tapi itu hanya fisiknya, karena aku masih bisa melihat ketenangan di matanya, di mata wanita yang paling tabah sedunia, di mata wanita paling tegar sedunia. Dia menenangkan adikku, dan kakak-kakakku yang menangis histeris, kemudian bapakku yang langsung menghampirinya usai sholat Ashar. Akhirnya tinggal aku sendiri yang masih sanggup berada di sisinya, melihat darah-darah itu keluar dari mulutnya. Melihat betapa seluruh tenaganya terkuras setelah semua kejadian itu. Ya Allah, terima kasih tetap membuatku bisa mengingatMu, karena hanya itu yang benar-benar bisa membuatku tegar.
Dan akupun harus tetap tegar kala menemani wanita yang kuanggap rahmatMu itu untuk menuju rumah sakit. Santo Antonius, nama rumah sakit itu. Bismillah, aku mulai perjuangan ini ya Allah, dan aku yakin dengan KuasaMu, emakku akan baik-baik saja. Tiada daya dan kekuatan tanpa tanpa kuasaMu. Dalam tiap inchi harapanku yang panjang telah tertanam dengan subur sebuah keyakinan bahwa Engkau takkan pernah meninggalkanku, meski cuma sepersejuta detik, takkan pernah, Engkau takkan memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan makhlukMu. La tahzan. Jangan takut, jangan sedih sesungguhnya Allah bersama kita.