Tuesday, March 4, 2008

Mencermati Pemilihan Duta Lingkungan


Oleh : Hardianti


Pemilihan duta lingkungan diharapkan menjadi salah satu wujud kepedulian Pemerintah terhadap lingkungan hidup Kalimantan Barat (Kalbar). Hal itu sangat penting mengingat Kalbar memiliki kekayaan alam yang tidak sedikit. Hutan-hutan Kalbar merupakan hutan hujan tropis yang luas, sekaligus menyimpan kekayaan hayati yang sangat besar. Danau Sentarum, daerah rawa terunik di dunia dengan segala keragaman hayatinya, juga bertempat di Kalimantan Barat.
Semua kekayaan tersebut, bukan sekedar memberikan nama besar bagi provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini, namun juga menuntut tanggung jawab yang besar dalam menjaganya. Sebab, banyak tangan-tangan rakus manusia yang tidak henti-hentinya mengeksploitasi alam tanpa memikirkan akibat yang akan dihadapi di masa datang. Bahkan mereka selalu siap mengintai peluang untuk merusak alam demi kepentingan ekonominya sendiri. Hutan yang terbentang di provinsi ini memang milik Indonesia, namun keberadaannya merupakan kelangsungan hidup bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini. Sebagai bagian dari paru-paru dunia, maka semua pihak wajib untuk turut menjaganya.

Oleh sebab itu adanya sosok duta lingkungan, benar-benar diharapkan menjadi motor bagi pemerintah, terutama masyarakat untuk menyelamatkan kelestarian lingkungan. Dia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan masyarakat dan pemerintah, mampu melihat keadaan alam yang harus diperjuangkan kelestariannya. Semua itu tidak sekedar membutuhkan pengetahuan umum yang didapatkan dari browsing di internet, atau buku-buku penunjang. Dia harus benar-benar melihat kondisi lingkungan masyarakat, alam Kalimatan Barat, serta mengetahui sikap dan kendala yang dihadapi dalam upaya pelestarian. Masyarakat menantikan seorang duta lingkungan yang memiliki kesadaran, inisiatif, dan keinginan yang besar dalam memperjuangkan kelestarian alam.

Namun betapa kecewanya ketika melihat pemilihan duta lingkungan oleh Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan Daerah Kalimantan Barat (Bapedalda Kalbar) yang diselenggarakan Sabtu, 21 Juli 2007 lalu. Pemilihan duta lingkungan dilakukan bak kontes pemilihan Miss Universe. Mereka semua terdiri dari gadis-gadis muda yang cantik, berlenggak-lenggok diatas panggung dengan menggunakan baju adat dan didandani layaknya peragawati.

Sebagai pembuka, mereka, 16 orang gadis kandidat duta lingkungan Kalbar menari dengan anggunnya di atas panggung, sesuatu yang mengingatkan saya pada sebuah ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi. Mereka kemudian dipanggil secara bergantian untuk memperkenalkan diri. Saya kecewa, diantara mereka tidak ada yang memperkenalkan diri sebagai aktivis lingkungan, justru mereka lebih senang memperkenalkan diri sebagai pelajar yang baru lulus SMA, mahasiswa atau bekerja di instansi tertentu. Dalam perkenalan itu, beberapa dari mereka yang menggunakan bahasa Inggris, sesuatu yang memiliki point plus bagi seorang duta lingkungan. Namun, harus diingat bahwa orang pertama yang harus dirangkul dalam upaya menjaga alam adalah masyarakat sekitar, mereka jauh lebih mengerti himbauan yang menggunakan bahasa ibu.

Para kandidat lalu di persilahkan untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan, juga pertanyaan yang diajukan oleh para juri yang sebagian besar berasal dari Bapedalda dan mantan peserta Putri Indonesia dari Kalimantan Barat. Para juri hanya bertanya "Apa yang akan anda lakukan untuk……..", bukan " Apa yang telah anda lakukan untuk..". Sungguh pertanyaan yang sangat teoritis, padahal jika kembali pada upaya pelestarian alam, maka kita akan berhadapan dengan sesuatu yang tidak sekesar teori.

Saya sempat terpaku, ketika para kandidat duta lingkungan menjawab pertanyaan dengan sangat gemulai. Kemudian muncul pertanyaan dalam benak saya, mengapa mereka sama sekali tidak terlihat bersemangat ketika menyampaikan ide tentang pelestarian alam ? Mereka begitu gemulai, seperti menjaga penampilan mereka di mata penonton, sekali lagi saya bertanya pada diri saya, benarkah ini pemilihan duta lingkungan, pemilihan sosok yang akan menjadi ikon upaya pelestarian alam, sebuah pekerjaan yang tidak gampang dan menuntut semangat serta perjuangan yang besar.

Ajang pemilihan duta lingkungan adalah sebuah ajang bergengsi. Tidak itu saja, kegiatan ini juga merupakan wujud kepedulian terhadap pelestarian alam. Orang yang terpilih menjadi duta lingkungan akan mendapatkan penghargaan, sekaligus kesempatan untuk dihargai pendapatnya secara lebih besar oleh instansi pemerintah dan swasta maupun masyarakat. Mengapa apreasiasi sebesar ini tidak diberikan pada pemuda dan pemudi yang benar-benar telah bekerja dan berupaya untuk melestarikan alam ? Ada begitu banyak aktivis lingkungan atau pemuda-pemudi daerah yang telah berjuang demi kelangsungan kelestarian hutan. Bukankah dengan penghargaan sebesar ini akan memudahkan mereka melangkah dan menjalankan program pelestarian alam.

Masih segar dalam ingatan, bagaimana masyarakat adat Kayaan berjuang mempertahankan kelangsungan hutan di daerah Kapuas Hulu dari tajamnya chinsaw PT. TBS yang mengantongi izin untuk pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK). Mereka melakukannya bukan sekedar untuk kompetisi, tapi karena kecintaan mereka akan hutan dan lingkungannya. Mengapa gelar duta lingkungan tidak dianugerahkan kepada pemuda atau pemudi masyarakat Kayaan atas perjuangan mereka. Bukankah para generasi mudanya tentu ikut serta dalam perjuangan itu ? Atau mereka, aktivis lingkungan yang berjuang keras untuk membantu masyarakat dalam menjaga hutan dan kekayaan alam lainnya.

Bukankah mereka telah begitu banyak mengorbankan waktu, tenaga dan pemikiran mereka untuk alam. Mereka tidak hanya sekedar tahu tentang Kalpataru atau Adipura yang menjadi pertanyaan para juri pemilihan duta lingkungan, tetapi mereka benar-benar tahu tentang masalah pelestarian hutan, bahkan telah melakukan lebih dari apa yang bisa kita lakukan. Mereka adalah orang-orang yang menanamkan tenaga dan pikirannya serta seluruh pengetahuannya pada upaya pelestarian alam. Mereka bukan hanya baru berpikir tentang ‘apa yang akan’ tetapi mereka ‘telah melakukan’ upaya pelestarian, jauh sebelum kompetisi ini dilakukan, bahkan mungkin jauh sebelum kompetisi pemilihan duta lingkungan ini direncanakan.

Saya berharap semoga prosedur pemilihan duta lingkungan Kalbar dapat kembali dicermati, agar benar-benar kembali pada hakikat upaya pelestarian alam. Sekaligus menjadikan ajang ini sebagai penghargaan terhadap orang-orang yang sungguh-sungguh bekerja untuk kepentingan seluruh umat manusia. Namun, pemilihan duta lingkungan Kalbar 2007, telah dilakukan. Semoga saja duta-duta ini mampu belajar dan berbuat lebih baik untuk alam, mampu memberikan ide-ide cemerlang dan bekerja keras untuk upaya pelestrian alam. Tidak sekedar menjadi pelaksana program pemerintah, namun dapat ikut berjuang bersama masyarakat untuk mempertahankan kelestarian alam.
Borneo Tribune, lupa tglnya...

2 comments:

Anonymous said...

mbak, sangat bagus ulasannya. ijin DL ya, sebagai bahan referensi untuk membuat Pemilihan Duta Lingkungan Hidup tingkat SMP di kotaku.

salam kenal,

BonX

Unknown said...

Sangat bermanfaat bgt ka.untuk mempertimbangkan putra putri sekolah.semoga bermanfaat untuk saya maupun lainnya sebagai informasi untuk mempertimbangkan papi taun ini