Biar malam ini aku terluka
biar tersayat atau tercincang sekalipun
Jika itu dapat membuatku terus melihat senyummu
Aku masih tak berhasil menghapus wajahmu di mataku
Biarkan saja bulan marah atau bintang meradang
Juga jangan halangi matahari untuk murka
Aku sudah terlalu beku dalam waktu yang diam
Pucuk-pucuk mahoni yang melayang pasrah
menyusuri lorong musim yang bisu
Biar saja semua dipangkas alunan irama untuk nada kesunyian
Tapi, Nada-nada itu brengsek
Dia tak mampu mengusik suaramu yang berdentang di kepalaku
Bagai lonceng yang memanggil hatiku untuk ada di dekatmu
Juga poster-poster bodoh yang membahana di seantero kota
Dan, apa itu senyum agung Monalisa ?
Nyatanya temaram lampu dan taman-taman yang redup
tak juga menghapus wajahmu
Aroma wangi sedap malam atau keangkuhan sekuntum mawar merah
Semuanya tak dapat menguraikan kenanganku akanmu.
Kenapa ?
Aku tak menemukan jawabannya
Pada akhirnya aku berdiri, sendiri dan terpaku
Aku benci dan sangat benci ketika harus menyerah
Bersimpu didepan angin malam yang menyesakkan
Seraya mengakui bahwa aku begitu merindukanmu
biar tersayat atau tercincang sekalipun
Jika itu dapat membuatku terus melihat senyummu
Aku masih tak berhasil menghapus wajahmu di mataku
Biarkan saja bulan marah atau bintang meradang
Juga jangan halangi matahari untuk murka
Aku sudah terlalu beku dalam waktu yang diam
Pucuk-pucuk mahoni yang melayang pasrah
menyusuri lorong musim yang bisu
Biar saja semua dipangkas alunan irama untuk nada kesunyian
Tapi, Nada-nada itu brengsek
Dia tak mampu mengusik suaramu yang berdentang di kepalaku
Bagai lonceng yang memanggil hatiku untuk ada di dekatmu
Juga poster-poster bodoh yang membahana di seantero kota
Dan, apa itu senyum agung Monalisa ?
Nyatanya temaram lampu dan taman-taman yang redup
tak juga menghapus wajahmu
Aroma wangi sedap malam atau keangkuhan sekuntum mawar merah
Semuanya tak dapat menguraikan kenanganku akanmu.
Kenapa ?
Aku tak menemukan jawabannya
Pada akhirnya aku berdiri, sendiri dan terpaku
Aku benci dan sangat benci ketika harus menyerah
Bersimpu didepan angin malam yang menyesakkan
Seraya mengakui bahwa aku begitu merindukanmu
No comments:
Post a Comment