Wednesday, September 21, 2011

Dalam Secangkir Teh


Jangan main-main pada secangkir teh, karena minuman cantik itu mengandung perasaan orang yang membuatnya. Itulah ungkapanku tentang teh. Entah karena telalu suka pada teh, atau factor lain, aku selalu merasakan bahwa rasa yang terkandung dalam secangkir teh selalu dipengaruhi perasaan si pembuat. Karena itu, tak heran kalau setiap kali menikmati secangkir teh, aku akan merasakan rasa yang berbeda, meskipun teh dan gula yang digunakan sama.

Aku menyukai rasa teh yang ku buat saat sendirian dengan perasaan yang agak sedih tanpa rasa marah. Kesedihan tanpa rasa marah itu hanya akan timbul saat aku mengingat orang-orang yang ku saying, namun telah pergi sangat jauh. Rasa secangkir teh itu lebih lembut, sangat lembut. Aku suka sensasinya ketika melewati lidahku, kemudian meluncur ke tenggorokan dan terus hilang perlahan-lahan. Sangat perlahan, hingga aku merasa harus sekali lagi mereguk isi cangkir itu. Berulang-ulang, hingga aku tak sempat berpikir, bahwa secangkir teh ku telah habis…

Aku tak begitu menyukai teh yang ku buat saat terlalu gembira. Rasa manisnya lebih kental, rasa pahit teh yang khas itu lenyap begitu saja. Aromanya menjadi manis, bukan lagi aroma teh yang tenang. Saat melewati kerongkongan, ada yang “menyelekit” di sana. Dengan cepat, aku akan merasa sangat bosan menghabiskan secangkir teh di depanku. Kalau sudah begitu, aku lebih memilih minum susu Dancow putih yang tanpa rasa itu, untuk menetralisir rasa manis yang menyelekit.

Aku juga tak begitu menyukai teh yang dibuat saat marah. Semua rasa yang terkandung dalam secangkir teh itu terlalu kuat. Semuanya seolah berlomba-lomba untuk mendominasi satu dengan yang lain. Aroma teh yang nikmat itu tentu saja lenyap. Dia paling sensitif. Tidak di semua cangkir teh akan kau temukan aroma teh yang menyegarkan itu, Apalagi dalam secangkir teh ‘marah’. Setelah sedikit menampar lidah, dia akan meremas kerongkongan untuk kemudian pada akhirnya mengoyak kulit lambung… uhg…

Tapi pada akhirnya, teh adalah teh, secangkir minuman yang kerap diminum untuk melepas lelah, cemas, takut, sekedar untuk meredakan perasaan rindu, atau menambah manis senyuman bahagia. Secangkir teh mungkin mewakili segenggam perasaan pembuatnya, tapi mungkin juga mengobati perasaan, karena dalam secangkir teh larut semua perasaan.

No comments: